BERDAGANG – AMERIKANZ
BERDAGANG – AMERIKANZ
BERDAGANG dengan Amerikanz:
1. a. Telah jual apa ? Uang siapa ?
b. Dapat Laba Mata Uang mana ?
2. Berdagang – Niaga – Berlayar. Pergilah ke Amrik segera !!!
Andaikan Tuan bukan siapapun jua … Apakah yang “ingin” dijual ? Dari mana kah tiba tiba pakai Uang US $ ???
Apakah kepentingan kepentingan Amerikanz (di Amerika) !?!
1. Keuangan dalam Industrialisme Negara (= Bukan “Negeri)
2. Kebutuhan Makan :
a. Generasi Muda (sekarang)
b. Yang Tua
c. Perluasan Lahan lahan Tanam untuk “Peoples”
3. Pertahanan
Logik lah … ! Hubungan Internasional USA Dewek – Dunia. Bukan jadi Pemberi “Derma” Dolar. Jangan salah arti “Amerika Yang Amerika” (= Untuk)
<Tunda
Si Brengsek Israel – Tidak Agama (= Yahudi ?). Memang di Amerika juga. Mungkin Tentara (sudah) Tua tua kini. Tidak Sekuasa dulu (Lari dari Peparangan ke Peperangan). Tetapi, masih Individualisme saja … di Rumah Sakit “Jiwa”. Banyak.
— o0o —
Sosialisme TETAP MENENTANG USA. Dengan alasan alasanPolitk Isme Sosial Nasional
1. Amerika Yang Pertama jadi Kapitalisme – Negara
2. Pemerintahan Individualisme
3. Konsep Perang untuk Memusnahkan Kemanusiaan. Ideologi – “Nation” (= ?)
Contoh contoh (Bukti !)
a. Hiroshima – Nagasaki (Atom, Baca Israel)
b. Vietnam, Bombom (“Api”. Kimia Bakar ? Israel)
c. Irak, Senjata Kimiawi (pembuatan di Israel)
4. Menguasai Negara dan Pemerintahan di Luar. Rasialisme atas Bangsa Nomaden Tradisional Indian – Kulit Merah (Pendatang juga dari Asia ke Benua Amerika) Tanpa Politik – Hak Sosial (Kelas)
5. Monopoli – Tetapi dalam Kenegaraan (Proteksi)
<Titik
PERDAGANGAN SOSIALISME
Dasar ekonomisasi Perdagangan Sosialisme
1. Nasional – Wilayah wilayah Stempat (Politik)
2. Sosio – Ekonomik (Uang)
a.Kebutuhan kebutuhan Masyarakat atas Barang
– Nasionalisasi Industri Pertambangan
– Produksi
Bukan Kepemilikan Individualisme (Hukum)
– antara Masyarakat masyarakat dan Kemasyarakatan di Dunia
b. Barterisasi – Dagang Tradisi
c. Keuangan Sosial – “Negara”
3. Pertanian Hak Sosial (Baca, Pangan)
Bukan Pilihan antara Amerika, atau kah Sosialisme walaupun akan MEMILIH Tujuan Berdagang … Karena Rakyat, atau kah mencari Perlabaan Uang saja untukIndividualisme.Mengelola Alam, Keuangan yang Dicetak, dan Politik Negara
SELESAI
PRESIDEN YANG KERAKYATAN
PRESIDEN“YANGKERAKYATAN” (KONTRA – ISU NASIONAL) BEBERAPA cara Konstitusional “menjadi” Presiden/ Kepala Pemerintahan (Baca, Politik). 1. a. – Pencalonan (Mencalonkan, Dicalonkan – Bersedia) ; – Pemilihan ;2. b. Menggantikan karena Wakil “Presiden” (Lembaga Negara kah ?) ;3. c. Diangkat MPR (sudah tidak) ; Karena, Majelis Permusyaratan Rakyat :– Pemegang Kekuasaan Tertinggi (sudah tidak) ;– Pelaksana Kedaulatan Rakyat (masih kah) ;– Mengangkat/ Memberhentikan Presiden (sudah tidak) ;– GBHN = Pemerintahan, dibentuk ;– Hukum (= Negara) karena Keanggotaan MPR = DPR (Suara) ; Namun, berdasarkan apa ? Kerakyatan, Kekuasaan dan atau Hukum – Kelembagaan (Organisasi) ? Ini, Politik. Bukan Ilmiah yang dipolitisasi. Atau, Politik (= Cita cita “Bangsa”) menjadi Ilmu (= Ilmu ilmu Pengetahuan atau Pengetahuan Ilmu ilmu ?) Sehingga, enggan Politik (baca, Politikus) walaupun sedang Berpolitik. (“Ingin” Kekuasaan juga) …… <Jeda Presiden (Figur, yang Ber – “Lembaga” kah ?) Presiden (Figur. Kelembagaan ?) 1. Politik ke Tujuan (Rakyat)2. Kelembagaan. Bukan karena Hukum tetapi “Negara” (Bentuk)3. Figur (Baca, Kepartaian)4. Terpilih5. Perbuatan perbuatan (dalam) Menyelenggarakan6. Tugas tugas (Pemerintahan)7. Pertanggung jawaban (Kepemimpinan) — o0o — Dasar Politik untuk menjadi Presiden (= Pemerintahan) 1. Dipilih (Hak Azasi Manusia) ;2. Kerakyatana. Tujuan Kekuasaan Rakyat ;b. Kedaulatan Rakyat (= “Hak” Memilih) ;c. Pencalonan dari Kerakyatan (Baca, Demokrasi) ;3. Sosial – Keanggotaan dalam Masyarakat (Partai) ; Maka, Pemilihan, yang dilaksanakan untuk membentuk Pemerintahan dalam Masyarakat. Sekali-gus “Masyarakat Politik”. Utopia ke Politik (Materialisasi) Sosialisme. Pemerintahan dalam Masyarakat melaksanakan 1. Materialisasi Sosial Kelas (= Hak hak)a. Hak atas Tanahnya. (Pembebasan = Kemerdekaan). b. Nasional – Kesatuan Wilayah wilayah (Alam)c. Pertanian Kepemilikan Hak – Sosial (Pangan)2. Membentuk Pemerintahana. Isme – Politik (“Negara” Sosial)b. Dari Kelompok kelompok Nasional di Kemasyarakatanc. Kepartaian3. Kepentingan kepentingan Sosial Ekonomi HAN Masyarakat dalam Program programYaitu, a.l.a. Perdagangan Sosio – Ekonomikb. Nasionalisasi Industrialismec. Sosial – Isme HAN (Keamanan) SELESAI
ORGANISME – BURUH
PEMBICARAAN
ORGANISME POLITIK
BURUH
LIBERALISME (NEO) mencurigai Organisasi organisasi Buruh . Wajar … Pemerintahan pemerintahan Mereka melindungi Perlabaan dari Industri
Alasan alasan :
1. Keuangan Dicetak “Pemerintahan”
2. Ekonomisasi Keuangan (di) Industrial
3. Keuangan “Anggaran Dagang”
Berlanjut ke
Tarung Politik antara Pemerintahan – Organisasi organisasi Buruh
1. Pembentukan Organik organik “Kerja Produksi”
2. Privatisasi (Keuangan – Pemakaian, Non Laba) Industrialisme Stempat (Daerah daerah)
3.”Kepemilikan” Baru Fabrikasi
Yang Dilakukan Pemerintahan
1. memintas Hubungan Usaha – Buruh
2. de Politisasi Hasil Pembicaraan Majikan – Buruh
3. Melobi Partai partai di Parlemen
— o0o —
Organisme
Politik
Buruh
Tiga Terjemahan Organisme Politik Buruh Kelas Pekerja Masyarakat
1. Organisme Politik
2. Organ organ Politik
Politik Buruh Revolusioner dan Wadah
a. Organik organik Kerja
b. Politisi politisi Kiri – Sosialisme
c. Serika serika Buruh
3. Isme Buruh (Politik)
Dalam Politisasi Sosial Kiri, dengan Sosialisme
<Jeda
Bentuk bentuk Politik
1. Kemanusiaan
2. Tujuan Kerakyatan Sosialisme Eknomisasi
a. Sosial Kelas kelas (Hak hak)
b. Anti Kapitalisme. Melawan Kepemilikan (Individualisme “atas” Produksi)
c. Nasionalisasi. Utusan utusan di Parlemen (Nasional)
3. Kerja Organik dan Tuntutan Kesejahteraan
Pembicaraan agak Luas walaupun tidak rinci, karena
1. Bertujuan
2. Utopia ke Politik (Materialisasi)
3. Ideologik
SELESAI
BURUH
B U R U H
————
KELAS “Pekerja Masyarakat”. Menggetarkan Batini. BURUH … ! Yang Bekerja. Atas dasar Kemanusiaan.
Hubungan Sosial – Tenaganya dengan Alam. Melakukan, Dikerjakannya – Berbuat Produksi dari Bahan ke “Bentuk jadi Barang”. Untuk Memenuhi Kebutuhan kebutuhan Manusia.
Dalam matarantai “Ekonomisasi Industrialisme” ke Penyaluran.
— o0o —
Dibayarkan Upah Menyalur Transaktif (di) Kemasyarakatan Dunia Bumi yang Ditempati.
1. Butuh Pangan Keluarga
2. Butuh Pendidikan Anak anak Tumbuh Sehat Kuat. Menyiapkan Masa Depan Baru
3. Butuh Pemukiman Layak
“Sebab Tenaganya”, maka Terbentuk “Sosial Kelas kelas” (atau, Hak hak). Hak di atas Tanahnya (Sumber sumber Alam). Melawan Individualisme Kepemilikan “atas Produksi”
<Titik
BENTUK
JUANG
“KELAS”
Akan Terluka Kami ……
Ketika lihat Perlakuan Buruk atas Buruh Anak anak Keluarganya
Dua Perbuatan Manusia
1. a. Berdasarkan Logika, dan
b. Kebaikan
2. c. Perbuatatan perbuatan Buruk
Perbuatan perbuatan Logikanya (Kausalitas, “Sebab & Akibat”, dalam) Dialektika. These – “Alam (= di Pikiran”) melaksankan Utopia ke Politik (Materialisasi)
Maka,
Buruh Berbuat. Produksi
Masalah masalah :
1. Tenaga, Mesin – Tekno
2. Nasional Perakitan (Kemampuan)
3. Pengawasan Kerja Produksi
BuruhBertahan. Juang
1. Hak. Sosial Kelas (Industrialisme)
2. Kerja – Upah. Perlindungan
3. Pembelaan. Pemutusan Hubungan Kerja (Sepihak)
Buruh Berpolitik. Ke Tujuannya
1. Laba Perindustrian ke Masyarakat
2. Jaminan Keuangan (“Negara”) Pembayaran Upah
3. Nasionalisasi
<Titik
Antara
Buruh, Tenaga Kerja
(Hukum)
Ekonomi Sosial Kelas Dirugikan, Buruh Melawan – Berjuang. dasar Hak di atas Bumi (= Tanahnya)
1. Kepemilikan (Bukan sekedar ubungan Majikan – Pekerja, tetapi) Tanah/ Alam
2. Penguasaan
3. a-Politik “Nasional – Buruh Industri” (Nasionalisasi)
Lalu, seketika akan Terpolitisasi jua. Kerakyatan dalam Kelas Pekerja – Buruh yang berlangsung melalui Hak hak Industrialisasi
1. Menghentikan Produksi – Sebanding Keadaan
a. Berhenti Kerja
b. Dipecat
c. Tidak Bekerja
2. Berbicara
3. Kembali Bekerja
Karena Syarat syarat Politis Ekonomik
a. Kerakyatannya
b. Tetap Terlindungi (Kelas). Dalam Organisme Politik Buruh
c. Hasil
<Titik
Konsep
Tenaga
dalam Bekerja
1. Buruh – Kelas Pekerja (Tenaga – Masyarakat)
2. Pegawai Negara yang Bekerja di Pemerintahan (Politik – Administrasi)
3. Karyawan/ti untuk mengerjakan manajerial Administrasi Keuangan (Kantor)Usaha usaha Ekonomi Profesionalisme
4. a. Nelayan. Pencarian Hasil
b. Penjual
c. Kasar, Perkulian (Tenaga)
5. Tani (masa Tanam, Panen) Permusiman
Kemampuan kemampuan Politisasi Hukum Bukan atas Tenaganya untuk Kemanusiaan
1. Tiada Sanctum dalam Kerja – ekonomik Produksi selain Kriminalisme
2. Tuduhan Politik Makar Kekuasaan Ekonomik (akan BATAL)
3. Terjemahan Hubungan Isme Demokrasi dan Tenaga
Buruh Kelas Pekerja Masyarakat Yang Bekerja (Produksi). Bukan alat untuk melaksanakan Keuangan Laba Ekonomi
Dan, Perlabaan yang berlangsung untuk Kemasyarakatan jua ……
SELESAI
KEGAGALAN KAPITALISME
KEGAGALAN
KAPITALISME DUNIA
(UANG)
MENGUASAI
NASIONAL WILAYAH WILAYAH
SETELAH Imperialisme, Penjajahan, Kolonial-Individualisme DIUSIR … Berjuang (= Materialisme – Politics) mempertahankan Kemanusiaan – Merdeka (Historikal, di) atas Tanahnya.
Dalam rangkaian Perlawanan
– Kerakyatan
– Isme Sosial HAN
– Masyarakat
Lalu, Terbentuk Nasional Transisi Politik menjadi Nasionalisme (Terjemahan)
MENGAPA
… banyak yang Tega menganuti Tujuan Kapitalisme ?!? Mereka “Tidak Rakyat” sesaat pun jua
Karena,
1. Pembalasan suatu Kekalahan dari Manusia
2. a. Material Nafsu Pembendaan
b. “Ingin” Berkuasa
c. Penyiasatan Ekonomisasi Kapitalis
3. Melaksanakan Kebebasan Individualisme
dengan Cara cara
1. Menerjemahkan Nasionalisme jadi Kekuasaan (Politik)
a. Pemerintahan
b. Keuangan (Program program)
c. Hukum
2. Industrialisme. Produksi (Material, Siasat)
3. Menguasai Nasional Wilayah wilayah
a. Tanah. Hak hak Sosial (yang Diulangi Melalui Hukum) dan Kelautan
b. Lahan lahan Tanam
c. Sumber sumber Alam
Namun Kapitalisme mengalami Hambatan.
Berdasarkan
1. Thesiska – “Alam (= di Pikiran)
2. Hubungan Sosial – Rasa dengan Alam
3. Pertanian – Budaya Pangan
Pembebasan Manusia dari Pembodohan atas Rakyat Miskin, Terpolitisasi (baca, Partai) Tujuan Kekuasaan Rakyat
<Titik
BENTUK BENTUK
K E G A G A L A N
KAPITALISME
Dalam Rasional Dialektika – Sosial (= Ukuran ukuran) Politik Masyarakat
1. Menghadapi
a. Perlawanan dari Kemanusiaan
b. “Kerakyatan”
c. Nasional Masyarakat di Kemasyarakatan Sosialisme
2. Menyediakan Kebutuhan Pangan Dunia
3. Melaksanakan “Nasional Demokrasi” Knegaraan
SELESAI
S E R U A N
KEPADA
MILITERISME (KAUM)
DI MYANMAR
CACI maki Kalian Terhadap Amerika, MEMBAHAYAKAN KEMASYARAKATAN di seluruh Dunia.
a. Ingat lah ! Amerika pun ada Militerisme juga. Kuasa
– Mendunia
– Bersenjata. Bukan Dibeli Rakyat, tetapi Produksi sendiri (Industrialisasi)
– Membuat Jaringan jaringan Rahasia (Brains Tech)
b. Kejam dan Tidak BER-KEMANUSIA-AN. Falsafati “Material” (= Pemusnahan)
c. Ber – “Agama” (Imani Kehidupan “Baru”)
Kalian Tiada arti dan makna untuk Rakyat seluruh Dunia !
Jelas kah … !?!
Kami menyerukan
1. Dibebaskan Para Suci yang Beribadat
2. Mengembalikan Ekonomisasi Perdagangan ke Masyarakat
a. Myanmar salahsatu Daerah Tanam Pertanian Dunia
b. MYanmar Lokal Keuangan (yang Tidak dimasukkan dalam Konsep Perang Keuangan Nasional United States Of America)
c. Agar, Diserahkan kembali Jarahan Emas Kebangsaan “Hasil” Kup Berdarah
URBAN MASY – EKONOMISASI
URBAN MASYARAKAT AKAN
DIKENDALIKAN
“EKONOMISASI” PABRIK KOSUMENIK
PABRIK pabrik tidak hanya Pembuat “Barang Modal”. Tetapi, jadi Pelaksana mengatur Manusia di bawah Perdagangan. Bayar Upeti ke Kapitalis (Penguasaan)
Ekonomisasi “Perintah” hendak melepaskan “Sosial Kelas” (= Hak hak) yang didapatkan Masyarakat karena Badani Buruh (Tenaga)
Tampak dalam gejala gejala Urban Masyarakat dari Pedesaan datang ke Kota kota
1. Berdagang
a. Produksi (jadi Ekonomi Masyarakat) Daerah
b. Perkebunan
c.Menjual belikan Barang, yang Terhutangkan
2. Bersekolah
3. Bekerja
a. – Swasta
– Pekerja Usaha (Komisioner)
– Perusahaan
b. Buruh Area Ekonomik Industrialisme
Lalu, sekarang jadi Masalah “Negara”. Mengada adakan yang ada. Mengapa ? Mengerti, atau tidak Paham ?
— o0o —
Politisasi Masalah yang Dirancang. Memang ada di Negara, tetapi Solusi di Lain “Isme”, sehingga Kebingungan Menyalahkan Masyarakat yang sedang DIMISKINKAN. Karena, Permodalan Ekonomis
Urbanisasi
1. Kenaikan Populasi (Demografik)
2. Pertanian
a. Berkurang Lahan lahan Tanam
b. Berbeda ketika menanam, merawat, menuai (Panen Raya/Setempat)
c. Bergantung Musim
3. Kerja
Berdampak
1. Buruh Upah Murah dalam ancaman PHK Sepihak
2. Pemukiman
3. Masalah masalah Kesehatan, Pendidikan, KAM
Urbanis Perkotaan mulai Direkayasa. Menjualkan Barang Konsumtif Fabrikasi (Modal) setelah lebih dulu Dibeli Pedagang Berdasarkan Hutang “atas” Perbankan. Menjadi Tanggungan Kemasyarakatan Dunia
<Jeda
Masyarakat tidak jadi Pelaku Ekonomi, namun “Alat Keuangan” Perlabaan Individualisme yang Terpolitisasi “Kekuasaan dari Ekonomi”. Sungguh Tidak Adil dalam Hukum
SEKIAN
SOSIAL DAN KEPEMIMPINAN
SOSIAL
KEPEMIMPINAN.
LOGIKANYA
DARI (jangan baca “di dalam”) Logika bisa menunjukkan Kesalahan. Walaupun dibicarakan Kebenaran. Tetapi, Falsafati. Membenarkan “Perbuatan Yang Benar”
Masyarakat memilih Pemimpin. Logik. Karena, Politis. Diperjuangkan Tujuannya (Bersama). Sosial. Kekuasaan Rakyat (Miskin) “dalam” Masyarakat. Apakah Benar Tujuan Politik demikian ?
Jika memang Benar, Mengapa “Beda Pilihan” selalu. Ke si Individualisme (= Penguasaan)
— o0o —
Kan, Demokrasi. Ya, Memang, tuh. Namun Tidak mungkin Individualisme atas Sosial. Bertentangan. Saling menghancurkan. Masyarakat Bukan Kesatuan Individualisme dalam “Negara”
<Jeda
Sebab “Bersama” – Pilih (baca, Pemimpin)
1. Kemanusiaan. Memikirkan Pilihan pilihan Kerakyatan (untuk Rakyat)
a. Manusiawi
b. Memperjuangkan Hak hak Sosial Tanahnya
c. HAM – Dipilih
2. Membebaskan
3. Memimpin. Terpolitisasi Partai Mengembalikan Kekuasaan Rakyat (Miskin)
a. Menjadi “Kepemimpinan Sosial” di Masyarakat
b. Pelaksanaan Program program
c. Membentuk Pemerintahan Yang Sosal. Nasional Wilayah wilayah Kesatuan
<Titik
Parlemen Nasional :
“Bentukan” Kerakyatan Bukan Pelembagaan Negara
1. “Pelaksanaan Kedaulatan” Rakyat
2. Pemilihnya Rakyat (Ajaran)
a. Di Masyarakat
b. Penduduk. Tercatat (Daerah)
c. Nasional Kesatuan Wilayah wilayah (dalam)
3. Keanggotaan Rakyat (= Partainya)
SELESAI
KERAKYATAN
TANTANGAN, …
JUGA. PEMBALIKAN ?
TIDAK
KERAKYATAN
UNDANG Undang, yang “Dibentuk” bukan Hukum – Politk, tetapi Konstitutif. Berdasarkan Ideologi. Hukum di bawah Undang Undang Dasar, Keanggotaan di Perwakilan, tidak …
1. a. Ber – Majelis. Sidang sidang Rakyat
b. Dewan dari Daerah (Kamar – Dua)
2. Anggota anggota Perwakilan
Sosialisme ……. ‘Boeng, Nasional – Demokrasi
Rakyat Yang Miskin memberikan Kemerdekaan untuk Negara. Tidak untuk Individualisme – Kapitalis. Dalam Konstitusi sudah memuat Kemerdekaan di atas Tanahnya !
— o0o —
KEKUASAAN
RAKYAT
MISKIN
Tuan tuan, yang Terhormat …
Pembicaraan di atas muncul ketika Kami PEMBEBASAN selalu dihadapkan Ideologi suatu “Keneg”, menerus ! Sampai Dilupakan Tulisan di Naskah “……. peralihan Kekuasaan …” singkat ke Rakyat Miskin
Bukan kepada Penjajahan. Bukan ke Kapitalisme-Individual Imperialistik Neo-Liberal. Bukan untuk Penguasa “atas nama” Rakyat.
Ke “Rakyat Yang Miskin”. Menjadi “KEKUASAAN RAKYAT MISKIN“
<Titik
Wahai sugguh jangan Tertawa !?! Batuk tidak apa mungkin karenausia Tua. Kami sadar. Tersisa amat sedikit kini.
Pelaku Kemerdekaan dulu meninggalkan Kami Yang Muda. Tanpa bawa uang selembar pun pergi entah ke mana ?
Kami kuatir masih ada “ANAK ANAK LAPAR KARENA PEMISKINAN”. Mengapa ? Apakah jadi Kapitalis, maka Kaya ? Akan Miskin karena Kami Nasional-Kiri Sosialisme …….
<Tutup
SEKIAN
SOSIO EKONOMI (TUJUAN)
SOSIO – EKONOMI, PEMBEBASAN
BERTUJUAN
(KEKUASAAN)
KEMISKINAN, yang “Berlangsung”
1. Pemiskinan. Kepemilikan (Hukum) Individualisme atas Lahan lahan Tanam. Manusia kekurangan Pangan
2. Karena, Keuangan Yang Non Transaktif. Maka
a. Rakyat Tidak Mampu Bayar Hutang
b. Pengursakan Saluran Keuangan ke Masyarakat (Kelas Pekerja – Buruh)
c. Penduduk “Tiada Daya” Beli
3. de-Politisasi Sosialisme (baca, “Kiri”)
Bukan karena Sosial Ekonomisasi tetapi Kapitalisme
Maka, Didasarkan “Ekonomi Program” dalam Pembebasan Kemiskinan, Bertujuan (Politik)
Dalam Perbuatan perbuatan Ekonomi – Isme Masyarakat
Nasional Wilyah wilayah
– Alam, Kegunaan Produksi
– Rasional. Ketahanan Ekonomi
– Perdagangan antara Daerah daerah Penduduk
Pertanian – Budaya Pangan
Pemerintahan Yang Sosial
– Sosio Ekonomisasi Keuangan
– Nasionalisasi Indusyri Pertambangan
– Jaminan Upah Buruh
SELESAI
MEMUTUS HUBUNGAN
MEMUTUS
HUBUNGAN
INDIVIDUALISME DAN
KEMASYARAKATAN
KEPENTINGAN kepentingan Masyarakat Berbeda dengan Individualisme
1. Tujuan, Kerakyatan – Negara
2. Industri
a. Kebutuhan Penyediaan Barang
b. Buruh, Kelas Pekerja Masyarakat (Tenaganya)
c. Laba Terbagikan ke Masyarakat
3. Panganb. Kebudayaan Tani
Namun Individualisme menyusup dalam Ekonomisasi Politik. Diciptakan Jaringan jaringan Keuangan Berlaba. Strategik (Uang), Non Transaksi.
– Hutang Uang “atas” (baca, Kekuasaan) Uang Negara
– Uang ke Uang (Labilitas Emas Jaminan)
– Permodalan Industri (Kapitalis)
Pemerintahan tidak mampu Berbuat. Hanya Kerja – Administrasi Keuangan, yang Dicetak – Masuk di Liberalisasi Pasar. Tanpa Barang Kebutuhan Permintaan Ekonomik Kemasyarakatan di Dunia. Pedagang pun Konsumen Pabrik (He he he … !). Sekedar Laba Uang “dari Uang”.
Hubungan Individual – Kemasyarakatan
Terbentuk dari Keadan Ekonomi Bernegara
1. Hukum
2. Melaksanakan Individualisme – Ekonomik
3. “Perintah”
Bagaimanakah untuk “Memutus” ? Demokrasi Kepartaian di Parlemen. Dalam Politisasi “Nasional Ekonomi” Sosialisme
SELESAI
KEADILAN UNTUK PEREMPUAN
NASIONAL SOSIALISME
POLITIK
“KEADILAN UNTUK PEREMPUAN”
KEADILAN Bukan Hukum. Karena, Tiada, yang “ingin” Terhukum (= menjadi)
Walaupun Siapapun bisa “Bersalah”. Mungkinkah Hukum tiba tiba saja “Salah” sendiri. Atau, “Kesalahan” Perempuan melaksanakan Keadilannya atas Diri ?
Bagaimanakah “Tuntutan ke Sekian” Perempuan … ?
Hukum tidak untuk Perempuan perempuan (Kaum ?) di mana pun. Sebab ? Masyarakat “dari” Perempuan. Kelahiran ……. Mampukah Hukum juga memberikan Keadilan untuk Perempuan ?
Bukankah Keadilan Perbuatan perbuatan Kita Tanpa Kesalahan ???
Demokrasi
Keadilan
Perempuan
Kekuasaan Rakyat akhir Tujuan Demokrasi dan Keadilan.
Melalui
– Pemilihan
– Parlemen (bentukan) Nasional
– Kepartaian
Isme Politik Sosial Parlemen Tidak Legislatif. “Akibat” Rakyat yang Berkuasa. Tiada Pembagian Kuasa di Kesatuan Nasional Wilayah wilayah.
Karena, ada Konstitusi. Aturan aturan Dasar yang Tertulis dan “Tidak. Ideologik.
Maka, Parlemen Nasional Berpolitik. Mempersiapkan rangkaian Pelaksanan Kedaulatan Rakyat, yang diterjemahkan ke dalam Program program.
Politisasi Keadilan untuk Perempuan (Kaum)
1. Kodratia. Menjadi Kesucian
2. “Membebaskan” Ketergantungan Hukum “Buatan” atas Politik Perempuan Sosialis
a. Memilih (Kerakyatannya)
b. Keanggotaan Parlemen Nasional, Pemerintahan, Kepemimpinan dalam Masyarakat
c. Mengelola Ekonomi
3. Perjuangannya untuk Hak hak Sosial dan Perburuhan. Keluarganya Bukan Marjinal. Dalam Industrialisasi Perhitungan Ekonomik Modal
SELESAI
KEBANGSAAN
KEBANGSAAN
BICARA
JANGAN DENGAN PIHAK
YANG
“LAIN”
MENGANTARKAN Bangsa berlangsung dalam Proses Masyarakat. Dipersiapkan
1. Kemanusiaan
a. Pemikirannya
b. HAM Re – Evolusi
c. ‘Nation’
2. Kerakyatan
3. Hubungan Sosial – Alam
a. Kesatuan – Wilayah wilayah
b. Pertanian – Budaya Pangan
c. HAN
Manusia Berpikir Sosial. utopia ke Politik (Materialisasi). Tujuan suatu Kekuasaan Rakyat
POLITISASI
ISME –
NASIONAL
hubungan antara Sosial – Alam tetap terpolitisasi (Kepartaian) “MEMBEBASKAN”
Dari
– Kekuasaan dalam Penguasaan Musuh musuhnya
– Kepemilikan Individualisme atas tanahnya (Baca, Perlawanan di Wilayah wilayah. Benuk Nasionalisme)
– Pemiskinan (atau, akan jadi Pengkhianat)
<Jeda
Diperjuangkan dalam rangkaian Demokrasi
1. Kedaulatan Rakyat (= Sosial)
2. Kemerdekaan
3. Keadilan
4. Pemilihan
5. Kesatuan Federalisme (baca, Pemerintahan “Masyarakat – Wilayah”)
Isme – nasional Materialisasi Politik – Sosial Negara (= bentuk)
— o0o —
Kebangsaan Beradab, karena
1. Manusiawi
2. Tanahnya Hak hak Sosial (ada)
a. Tempat (Kelahiran. Mukim)
b. Sumber sumber Alam
c. Pertanian
3. Berbudaya. Mengelola Pangannya
Pikiran (Hasil) Rasa dalam Perbuatan perbuatan (= Geraknya). Membentuk Masyarakat Sosialisme – Kemayarakatan Dunia
SELESAI
RETORIKA TERNYATA LAWAN BUTUH KUASA
RETORIKA
TERNYATA
LAWAN
“BUTUH”
KUASA
MUNGKIN akan enggan dijawab. Namun Pertanyaan belum selesai-Tidak. Terjawab dalam muslihat saja.
Jawaban hanya Pendustaan atas Kebenaran
Semua Yang Benar, Dihancurkan ! Tidak ada Masyarakat. Maka, Tiada Rakyat juga. Di mana pun.
1. Hanya ada Kekuasaan (dalam Konstitusi)
2. Beberapa cara Penguasaan
a. – Pangan
– Kebutuhan kebutuhan = “Benda”
b. – Wilayah wilayah (Alam)
3. Hukum atas Negara (Rechstsstaats) Pemerintahan ke Pemerintahan (Kuasa)
Tampak sungguh memang Lawan Buruh Kuasa !
— o0o —
Kekuasaan Rakyat jangan diterjemahkan
– Suatu Kekuasaan “Di” Rakyat
– Kekuasaan = Berkuasa = “Penguasaqan”
– “Kekuasaan = Menguasai” Rakyat
– Rakyat Kuasa “Atas Rakyat Lain”
– “Kekuasaan Dari” Rakyat
Bukan Sylogik. Ya, Retorika …
— o0o —
1. Di antara Lawan Tidak Saling Kuasa
2. Melalui,
a. Pembendaan ke “Material” karena Terbentuk
b. Kuasa (di “Luar” Materi – Dasar) Benda
c. Hubungan Ekonomik Produksi Jual – “Rusak”
3. Mencari Obyek Dikuasai dan Berkuasa
Maka Kekuasaan = Kebutuhan. Materialisme Un-Logikal. Demikianlah Tulisan “Pembahasaan”
SELESAI
RENUNGAN (KIRI) FALSAFATI
LOGIKA BATINI
LAWAN
MATERIAL NAFSU
TUBUH, ada – Kemauan. kawan, adalah, Akal – rasa. Selalu Yang Tetap Bergerak. (Di “Dalamku” !) Menggerakkan … Kita
1. Hubungan “Kiri – Merah. darah ! Dari perempuan Sosialis
2. Di Dua Matanya Nyala
3. Sekian Keturunannya yang Terlahirkan. Manusia – Sosial di Masyarakatnya
Berpikir, Merasakan, Diperbuat. Logika (kausalitas, Sebab – Akibat, dalam) Dialektika . Pemikirannya …
— o0o —
These “Alam (= di Pikiran”), meng – “ada” – kan. Utopia ke Politik (Materialisasi). Bentuk (Form), “Ujudnya”. Kembali Reevolusi Manusia. membentuk Rasa – Sesama
Dari Hubungan Logika ke Logika Tiada Pembendaan karena Material Nafsu. Manusawi, Kebenaran – Abadi, Politisasi ke Tujuannya Suatu Kekuasaan Rakyat
— o0o —
Pikirnya – Dialektis Rasa, merangkaikanLogika Batini – Alam. ‘Nation’ Pembebasan Manusia, Rakyat, masyarakat di Wilayah wilayah
— o0o —
INDIVIDUAL VERSUS LIBERAL
DUNIA
: INDIVIDUAL VERSUS
LIBERAL
(PEMERINTAHAN)
1. a. Individualisme
b. Liberal
2. c. Borjuasi Demokrasi
Kapitalisme telah Menciptakan Individualisme (= Alat)
1. Berkekuasaan -Penguasaan – Menguasai
a. Politik
b. Melalui Pemilihan
c. Rekayasa (Govermen – Kabinet)
2. Ekonomisasi
3. Program program Yang Berlaba. matarantau Keuangan Internasional
Pemahaman Kebebasan (Liberal). Bentuk bentuk
1. Perjuangan Hak hak
2. Kebebasan Berpolitik
a. Demokrasi
b. Memilih
c. Kemerdekaan
3. Perjuangan Kaum Perempuan (Gender, Persamaan)
terpolitisasi (jadi) “Liberalisme”
Apakah Liberalisme ? Ekonomik. Dalam Kekuasaan Individual. Terjemahan Politis untuk Kebendaan (Material atau “Capital”). menguasai. Berlangsung Anti – Sosial
1. penguasaan atas (Materi, Pensifatan) Masyarakat
2. Mengatur Ekonmisasi (= Pembendaan) Kebutuhan kebutuhan dan Bergantung
3. Kepemilikan Alam Tanah
Masyarakat kehilangan Dasar Kemanusiaan – Sosial. (Pikir – Rasa – Hubungan). Dalam Kuasa (= Perintah – Sistim – Mekanisasi) “Material Ekonomik”
— o0o —
Borjuasi Demokrasi, yang Berkemampuan, Mempolitisasi Kekuasaan (= Kegiatan kegiatan) dan Ekonomi.
Krena, terpukau Kebebasan. Membentuk Perekonomian atas (Barang barang) Perdagangan.
Dalam “Suasana Pertikaian” antara Liberal dengan Individualisme di Dunia.
Karena,
1. Demokrasi
2. Nasionalisme (Masalah)
a. Kepemimpinan
b. tempat Industrial (Area)
c. Keuangan
3. Perang
berakar. samapi ke Pembentukan Pemerintahan pemerintahan “untuk Memutuskan”. Namun, Waktu Perjanjian, Terbatasi
<Selesai
NEGARA – IDE (KONSEP)
SOSIAL,
IDE –
“NEGARA”
NEGARA = Pemerintahan = “Pemimpin”. Melalui Demokrasi. Terpilih Pemimpin. Menyelenggarakan Kenegaraan. (Negara Yang Demokrasi ?)
Tiba tiba kah Negara ? Sebelum Pemerintahan ada lebih dulu ? Bukankah Pemimpin di Masyarakat ?
Salah jua Kepemimpinan Mendirikan “Negara”. Tyranik. Penguasaan. Pemimpin = Kuasa = Negara.
<Tunda
Negara-Ide Sosial. Politik (= Materialisasi)
1. Msyarakat. Berkedaulatan Rakyat
a. Demokrasi. Memilih (Parlemen)\
b. Nasional
c. Kepartaian
2. Nasional – Wilayah wilayah
3. Pemerintahan Yang Demokrasi (= Pemilihan) di dalam Masyarakat(Penduduk)
a. HAM (Dipilih). Tidak Individualisme
b. Membebaskan
c. Pemerintahan dalam masyarakat (= Pemimpin). Program program Partai
Tampaklah Konsep untukBernegara dari Masyarakat- Demokratik
— o0o —
Tujuan
Dari
1. a. Msyarakat
2. b. Pemerintahan (50 : 50)
c. Negara
mana Bertujuan Kekuasaan Rakyat (Miskin)
SELESAI
Bagaimanakah dalam Undang Undang Pemilihan (buatan) nanti ?
PROGRAM PROGRAM SOSIAL
PROGRAM PROGRAM YANG
TERPOLITISASI
SOSIALISME – DUNIA
ADALAH, Pemikiran Tentang Masyarakat (Sosialisme, Moderen)
Berdasarkan
1. Kemanusiaan
2. Kerakyatan
a. Kekuasaan
b. – Isme – Politik
– Demokrasi
– Kepartaian
c. Masyarakat
3. Hubungan Sosial – alam
Tujuannya Kekuasaan Rakyat. melalui rangkaian Pembebasan (‘Nation’) di Dunia.
— o0o —
Membebaskan Rakyat dari Pemiskinan, yng lama dilaksanakan masih Berlangsung. Perjuangan “Kebebasan” Masyarakat. Revolusioner. Politis Organisme. Persatuan dalam Kesamaan. Rasa Persaudaraan – Tulus Budhi Sesama.
<Jeda
Bentuk bentuk Pemiskinan, a.l.
1. de Politisasi Isme – Sosial
a. Program program Ekonomi Kapitalisme
b. Membeli Modal
c. Murah Upah Buruh
2. Pembayaran Hutang hutang Luar Negeri
3. Pemakaian Keuangan Negara Non – Transaktif Ekonomi
a. Korupsi
b. Pembocoran Anggaran Pemerintahan
c. Pemerasan
4. Bayar Asset asset Lama Koloni koloni (di seluruh Dunia) Penjajah. Dagang Jaminan Emas. Lewat Perbankan Kenegaraan (Bank Sentral)
5. Kepemilikan Individualisme
a. Lahan lahan Sosial
b. Pertanian
c. Sumber sumber Alam
— o0o —
Bertentangan dengan Sosialisme
1. Pembentukan Masyarakat masyarakat Sosialisme
2. Utopia ke Politik (Materialisasi)
a. Perjuangan Buruh Kelas Pekerja Masyarakat
b. Program program Nasional (Kepartaian) PEMBEBASAN Tri Panji Rakyat
– Industrialisme Masyarakat
– Nasionalisasi Industri Pertambangan
– Penghapusan Hutang hutang Luar Negeri
c. Masyarakat bentukan Politik dari Pemilih
3. Pertanian – Budaya Pangan
<Tutup
SELESAI
DARI KAWAN AGUS JABO (PARTAI)
KAWAN AGUS JABO
MENYATAKAN
UKURAN UKURAN KEPEMIMPINAN (CALON) PRESIDEN
“Bangsa Indonesia membutuhkan kepemimpinan nasional yang kuat serta mandiri. Kekuatan dan kemandirian adalah modal penting kita untuk membangun ekonomi dan politik baru yang mengabdi kepada hajat hidup Rakyat Indonesia. Karenanya, menutut kita: tugas mendesak kepemimpinan nasional yang baru ke depannya adalah menghentikan liberalisasi ekonomi dan berani menghapus utang luar negeri dan menasionalisasi industri pertambangan untuk membangun industri nasional sebagai landasan kita membangun bangsa menuju bangsa besar yang berdaulat, demokratis, kerakyatan, dan modern. Maka dari itu, demi datangnya perubahan yang kita semua idamkan, sebisa mungkin rakyat jangan kembali memilih calon presiden ataupun partai politik produk lama, melainkan memilih pimpinan (calon presiden) dan partai yang lahir dari dan terus setia memimpin perjuangan rakyat”
K E B E B A S A N
MENGEMBALIKAN
KEBEBASAN
(DIPERJUANGKAN)
MANUSIA lah Yang “Bebas”. Sebab, BERPIKIR. Tetapi, dalam Aturan aturan Pemikiran jua (= Dasar).
Tiada Pembatasan Akalnya … ! Mengapa ? Karena, ada Tujuan Kebenaran (Pikir), dilakukan. Rangkaian Perbuatan (baca, “Gerak = Kebebasan). Falsafati. Rasional “Adanya” (Kehendak).
1. a. Logikanya
b. Sebab – Akibat (Kausalitas)
2. c. These – “Alam (= di Pikiran”)
3. Dialektika (Synthese)
<Jeda
Pemikiran mengungkapkan “Rasa”. Hubungan Dirinya (di “Dalam”) Sosial – Masyarakat dan Alam (Kesemestaan). Mampu “Mengatasi Waktu”.
Dihasilkan,
1. Utopia ke Politik (Materialisasi) Tujuan Kebenarannya
2. Kebaruan “Zaman” (Peradaban), antara lain
a. Bahasa dan Seni
b. Pengetahuan – Ilmu ilmu
c. Permesinan, Teknologi
3. Pertanian – Budaya Pangannya. Mengolah. Tanggung jawab, Rasa.
Perwujudan Maknawi “Zat” Sempurna Kemanusiaannya.
Kejiwaan, Logika Batini (baca, Proses) “Merasakan” Kebebasan, Dipersiapkan – Dirancang – Diperjuangkan. Kemerdekaan (Azasi, “Hak”)
— o0o —
Bebas dari :
1. Pembodohan atas Dirinya
2. Pemiskinan atas Rakyat
3. Penguasan Kemasyarakatan di Dunia
4. Penghinaan atas Perempuan perempuan Sosialis
5. Anak anak Kelaparan Tidak Makan karena Miskin
<Tutup
SEKIAN
DIMISKINKAN, MEMBENTUK “NASIONAL”
DIMISKINKAN
MEMBENTUK
KELOMPOK KELOMPOK NASIONAL
SAMA dengan Pembodohan- Kebodohan atas Manusia. Sebab, DIMISKINKAN. Melupa … (= Bodoh kah ?) Tampak di Kedirian Politisi, yang semula Berawal Juang Menjadi Pasrah karena Miskin Harta – Uang
1. Tertekan Sulit mencari Uang tidak mampu Berhutang
2. Membagi dua Perbuatan :
a. – Ekonomisasi
– Berdagang
b. Politis
3. Menyerah. Politik Ditinggalkan
Kami (Pembebas) MUAK melihat Politikus politikus Muda Cari Uang dari Berpolitik
Uang Recehan dalam
– Money Laundry dalam Hutang LN atau Rekayasa – Isu Perdagangan Asset
– Perdukunan Internasional Ekonomis, sampai dengan
– Money Politics Para Politikus Tua Kotoryang Tidak Bermoral
<Titik
Tidak mungkin Kita “Memiliki” Keuangan Dicetak ‘Neg’. Masyarakat pun sedang dalam Pemiskinan pula. Sampai Tidak Makan … dll, dsb, dst. Wajarlah semampu Kita cari rejeki juga selalu. Namun Politik tetap Memperjuangkan Kekuasan Rakyat Miskin.
Kemenangan Rakyat karena Berkuasa, Masyarakat akan Sejahtera dalam Tahapan tahapan “Hasil Kemakmuran” Kita Diperlakukan Adil – Manusiawi – Sama.
1. Tersedia Pangan Tidak lagi Dibeli
2. Mendapatkan Kewenangan kewenangan (Baca, Hak sahk Sosial) Politik Sosio Ekonomik Bermasyarakat
3. Jaminan Keuangan (“Negara” -Sosial) UpahLayak untuk Buruh Nasional
<Titik
Kedlompok kelompok Nasional Terpolitisasi jadi Basis basis Sosialisme. Bukan hanya Konstituen. Pemilih Yang Sadar. Berpolitik membentuk Persatuan Rakyat di Masyarakat. Didasarkan
1. Kerakyatan (Ajaran Sosial)
2. Isme – Politik
3. Nasional – Wilayah wilayah
<Tutup
NASIONAL PEMERINTAHAN (BENTUK)
NASIONAL PEMERINTAHAN (BENTUK)
NASIONAL Pemerintahan memang Dibentuk. Tetapi, bukan sebagaimanan Pemerintahan “Negara” (= Kabinet). Terkenangkan Imperialisme – Penjajahan.
Bertahun tahun mengelola “Administrasi Perintah”, yang Dijadikan “Hukum”. Biarpun karena Pemilihan. Namun, Perwakilan Tidak Pernah Berpolitik. Tetapi, “Mewakilkan” di atas Persuratan (= Kantor)
Tentu, Rapih lah … ‘Boeng ! Awak kaget … menjadi “Hukum Negara – Administrasi” !?! Karena, Revolusioner (Mungkin …)
<Jeda
Doeloe (kilas – balik) Tiga Anutan,
1. a. Nasionalisme (= Kebangsaan)
b. Pro – Militer (Perjuangan Kemerdekaan)
2. c. Sosialisme – Politis
melaksanakan “Politisasi Demokrasi Nasional”. Berdasarkan
1. Kedaulatan Rakyat (di Konstitusi – Undang Undang dasar)
2. Kemakmuran
3. Kemerdekaan (= Proklamasi) Negara
Lalu, berlangsung – proses (Historikal Materialisme kah ?)
1. Dibentuk Parlemen (Ketua ketua – Anggota anggota di Persidangan. Majelis)
2. Memilih Presiden (Partai partai)
3. Dewan (Keputusan keputusan “Perwakilan”. Di Meja)
— o0o —
Tampak dua Bentuk dalam “Satu Pemerintahan Nasional”
1. Nasional Pemerintahan (dalam Sosialisme)
2. Pemerintahan ‘Negara’ – Politik Demokrasi Nasional
a. Politisasi Demokrasi (Pemilihan Umum) Nasional
b. Berparlemen
c. Kepartaian (Partai partai)
3. Sama, karena Penyelenggaraan Negara (= Presiden)
Namun Siapakah, yang Berkuasa ? Sama kah ? Beda ?
Jika Sama pula, Mengapa Beda Tujuan Bentuk Pemerintahan akan menjadi Berapa Pemerintahan lagi ?
SELESAI
KAM & DE-POLITISASI
KAM
&
DE-POLITISASI ISME
SOSIAL HAN (Rancangan)
1. Antara Partai (Ketua), Parlemen, Panglima Angkatan Perang
2. Melindungi Rakyat
a. Pertahanan (Darat, Lautan – Udara)
b. KAM & Pelaporan. Menyelesaikan
– Anti – Sosial
– Penguasaan (atas Masyarakat)
– Pemberontakan
c. Tangkal Dini (Keadaan) – Operatif – Territorial (Bina) Kemasyarakatan
3. Tindakan tindakan KAM Terhadap Permusuhan (Gerakan gerakan)
<Titik
Dua bentuk de-Stabiltasi (= Ketahanan) Rakyat
1. Menghancurkan Kemanusiaan Sosial
2. a. Penyerangan
b. Menguasai Nasional – Wilayah wilayah
Politisasi
Pemerintahan Yang Sosial, Berbuat
1. Politik Strategik yang Didasarkan Kedaulatan Rakyat di Masyarakat
2. Re-Politisasi KAM Terjemahan Nasional – ideologi Kepataian
a. KAM – Penduduk (Mukim)
b. Pokok pokok Perdamaian Internasional Diplomasi Politis
c. Perbaikan perbaikan (tetapi bukan Hukum) Sosial
Ekonomi
Industri Posta Penyerangan atas Daerah derah
3. Berbicara dengan Parlemen Nasional
— o0o—
De-Politisasi Isme hanyalah Terhadap “Pengkhianatan” atas Manusia (wi)
1. Berbeda dengan Kerakyatan (Ajaran)
Karena,
a. Tujuannya, kekuasaan Rakyat
b. Isme – Sosial Nasional (=Sosialisme)
c. Membebaskan
2. Ditetapkannya Musuh Bersama
3. Maka, Melarang :
a. Kapitalisme – Negara
b. Liberalisme, Neo Imperialisme
c. Individualisme – Penguasaan
Dalam HAN (baca, Pertahanan) Kerakyatan
<Tutup
SELESAI
PERBUATAN PERBUATAN YANG
PERBUATAN PERBUATAN
YANG
TIDAK SALAH
MELAWAN
KEKUASAAN
(= ISME)
PERMODALAN
TIGA Pelembagaan (jadi “Lembaga”) karena Politik, yang Berekonomisasi, “Kuasa” menyatakan Salah atas Perbuatan Ekonomi Manusia.
Kelembagaan
1. “Capital” = Benda (Hukum)
2. Permodalan (atau, “Capitalize”) Uang Hutang
3. GNP, per “Kapita” Penduduk
Dalam Politik, yang dinamakan “Salah”-Membentuk suatu kekuasaan lain dan memang Bertentangan saling Menghancurkan. Sosial versus Individual.
Permodalan “Bersumber ke” Individual. Ciptaan Kapitalisme. Kiri pun Berlawan Permodalan.
<Titik
Kekuasaan Rakyat (= Sosial) melalui Demokrasi, dipersiapkan dalam Logika (Kausalitas) Dialektikauntuk Pembebasan (Nasional).
1. ‘Nation’
2. Kepartaian dalam Politisasi
a. Kepemimpinan Sosial (Persatuan)
b. – Industrialisme Nasionalisasi – Tambang (Negara)
– Menghapuskan Modal Keuangan Pinjaman LN (Investasi, Neo-Liberalisme)
c. Parlemen Nasional (Resmi)
3. Membentuk Masyarakat – Politik (Pemilih)
<Titik
Perbuatan perbuatan Tidak Bersalah dalam Politik Kekuasaan
1. Sebab, Rakyat Yang Berkuasa
2. Kekuasaan Yang “Beda” Menguasainya
D I H A N C U R K A N N Y A ……. !
<Titik
Politik buksnlah “Alat” Ekonomisasi Kapitalisme (Individual)
1. Kerjasama antara (= Jaringan jaringan) Individualisme
2. Berkekuasaan
a. Memilih (Rekayasa)
b. Memakai Uang Negara, yang Dicetak – Berlaba
c. Memerintah (Dagang)
3. Mengendalikan HAN
<Tutup
SELESAI
HUBUNGAN INTERNASIONAL KERAKYATAN
HUBUNGAN INTERNASIONAL YANG
TERJALIN
BERDASARKAN
KERAKYATAN ISME SOSIAL
ISME – Sosial karena ada Masyarakat masyarakat. Lalu, membentuk Kemasyarakatan (Sosial di) Dunia
1, Kerakyatan, Berdaulat. Ke Tujuannya
2. Nasional – Wilayah wilayah
3. Melaksanakan Politisasi Sosio – Ekonomik
Teranutirangkaian Kausalitas Dialektika Berlanjut. Tahapan tahapan Hasil dari Sosial Politik
o0o
Politisasi Internasional Kebebasan Sosialisme
1. ‘Nation’
2. Demokrasi
a. Pemerintahan pemerintahan Sosial
b. Kesatuan Federalism
c. ‘Negara’ – Ide (Konsep)
3. Wilayah wilayah Pangan Rakyat di Dunia
4. Pembentukan Masyarakat masyarakat Sosialisme
a. Kemasyarakatan. Hubungan Sosialisme (Politis)
b. Perdagangan Tradisional – Sosial
c. Nasionalisasi Industrialisme dalam Nasional Wilayah wilayah
5. Pejuangan Kelas Pekerja Masyarakat (Buruh)
Dasar Materialisme Logika (Falsafati)
1. Tujuan Kekuasaan Rakyat Miskin se Dunia
2. Sosial Plitik Ekonomik
3. These Alam (Utopia)
Dalam Pelaksanaan Kepentingan kepentingan Sosial
1. Bermasyarakat
a. Kepartaian
b. Sosial Kemasyarakatan Internasional
c. Pemerintahan pemerintahan di Masyarakat
2. a. Pertaian
b. Bukan Kepemilikan Individuaisme atas Lahan lahan Tanam
c. Bukan untk erlabaan (Dagang – Jual)
d. Bukan Industrialisasi “Padi”
e. Budaya Olah Pangan
3. Mengerjakan Industrialisme (Produksi)
a. Pemenuhan Kebutuhan kebutuhan
b. Laba Terbagi (Sosial)
c. Rancangan Lingkungan Industri
o0o
Tidak ada Kerjasama Hubungan apapun dengan Kekuasaan (Ekonomi) Kapitalisme, yang memang bertentangan dengan Sosialisme. Menghancurkan Kemanusiaan. Dimusnahkan. Proses Liberalisasi Kepemilikan Wilayah wilayah (Alamnya)
1. Pembodohan
2. Individualisme – Penguasaan
a. Depolitisasi Kerakyatan – Masyarakat
b. Anti Sosial, Pemiskinan atas Ekonomi (Hukum)
c. Militerisme Otoriter, penjajahan, perang atas Manusia
3. Pemerasan Tenaga Buruh
SELESAI